10 Maret 2023

Kamu

Seteguk Kamu, Secangkir Kita..

Sejujurnya aku tak pernah suka kopi. Tak benar-benar suka, namun tak benar-benar benci.
Aku bukan pecandu sepertimu. Bukan pula peracik yang menarik seperti kamu.
Entah ini yang ke berapa kali kau mengajakku untuk turut dalam duniamu. Tak lama bagiku untuk beradaptasi. Sekali dua kali bahkan berkali-kali sampai aku dapat mengikuti.

"Alah bisa, karena biasa" ...
Begitu kata pribahasa.
Aku tak bisa meneguk kopi hingga akhirnya aku terbiasa karenanya.
Entah sudah berapa kali kau meruntuhkan pendirianku untuk tidak merasakan pahitnya kopi.

"Americano, yg hot yah. Kamu apa?", tanyanya kepadaku.
"(Hening.. Berpikir..)", aku terdiam sejenak.
"Coffee Lemon untuk dia. Yg Ice. Dan manis", senyum merekah darinya untuk aku yang tak pernah tahu bagaimana cara memesan kopi di tempat itu.
"(Hanya tersenyum malu)"

Seolah ia tahu seleraku..

Kuakui ia tak peka dalam hal menyenangkan hati perempuan. Tak pernah memberi hadiah. Tak pernah bergombal ria, dan tak pernah mengajakku berfoya-foya. Tapi ia tahu bagaimana caranya menghafal semua kebiasaanku, kesukaanku, kebencianku, dan ketidakaukaanku terhadap rasa pahit kopi itu. Aahh.. Aku suka.

Lantai dua adalah tempat favorit kita.
Tenang, nyaman, tentram.. Tanpa banyak suara-suara sumbang khas orang teriak di pinggir jalan.
Kubuka obrolanku dengan menanyakan apa itu kopi.
Kau bicara ini, kau bicara itu, semua tentang kopi. Seakan kopi semisal mantanmu. Cemburu ku dibuatnya.
Sebenarnya aku tidak pernah tertarik membicarakan kopi. Hanya saja aku ingin tahu apa yang kau suka.
Jangan pernah bertanya mengapa aku benci kopi. Bagiku kopi seperti luka borok yang bobrok. Pahit. Pekat. Tak bersahabat.

Tapi entah mengapa, dari ceritamu aku tahu. Bahwa kopi adalah nyawa bagi siapapun yang merasa sendiri. Yang merasa sepi. Yang merasa tak diakui. Terasingi oleh dunianya sendiri. Kopi baginya (mungkin bagi mereka penyukanya) adalah teman setia mengusir rasa kecewa..

Dan pada akhirnya aku dan kamu merasa seperti..
Kita adalah dua insan yang cuma punya angan..
Tak ada pekerjaan yang bisa diandalkan..
Tak ada teman yang ingin seperjuangan..
Tak ada perasaan yang dapat ditetapkan..
Tak ada sisa-sisa kejujuran..
Tak ada kesemuanya di waktu yang bersamaan..
Sama2 pernah dikecewakan, sama2 pernah mengecewakan..
Tak pernah berjanji untuk sehidup semati..
Tak pernah berjanji akan ada disaat susah dan senang nanti..
Hingga kita sama2 lelah pada titik dimana "Saya dan Anda bukan manusia bodoh seperti kemarin lagi"..
Sampai akhirnya waktu yang saling mempertemukan kita kembali seperti sekarang ini..

Terima kasih karena telah membawaku ke duniamu yang penuh dengan rasa pahit dari kopi, rasa asam hasil racikan pertama dari kopi, dan manis dari gula yang bercampur dengan pekatnya pahit dari kopi. Sungguh indah. Banyak rasa. Tapi tak pernah lupa bagaimana rasa pahit di awalnya.

Hingga malam kau habiskan secangkirmu dan seteguk cerita soal kita..